Minggu, 17 Juni 2012

Stop Loss, pentingkah???



Seorang teman, dia adalah pengusaha yang cukup sukses, tapi tidak dalam forex. Forex mungkin sebuah tragedi.

Dia memiliki kebiasaan untuk tidak memasang stop loss, dan memang semua profit telah tersentuh. Dari pengalaman demi pengalaman yang profit terus trading forex tanpa stop loss, sehingga timbullah kepercayaan diri untuk trading tanpa menggunakan stop loss.

Dan kejayaannyapun tidak berjalan lama, sekarang, sudah hampir 2 tahun dia terus-terusan deposit dana ke akunnya, karena apa??? Karena takut margin call akan menjadi stop loss nya. Dan tentu saja, keadaan minus dia semakin membengkak, dan kalau dia keluar dari pasar, pasti akan menanggung kerugian yang besar, untuk mencegah hal tersebut, dia terus-terusan menyuntikan dananya untuk menahan supaya margin call tidak terjadi.

Untungnya dia mempunyai usaha yang cukup sukses untuk bisa terus-terusan menyuntikkan dana ke akun forex nya.
---

Kebanyakan pemula membenci stop loss. Kebanyakan dari mereka hanya memasang Target Profit saja. Dulu pun saya pernah melakukannya, dan ternyata itu adalah sebuah keputusan yang salah.

Memang benar, tanpa stop loss, seringkali target profit tercapai, tapi sampai kapan hal itu bisa terjadi? Ketika target profit tidak tercapai, maka kerugian besar akan terjadi, bahkan mungkin bisa mengakibatkan kebangkrutan.

Stop loss adalah sebuah pengaman dari modal. Ketika seorang trader salah arah, maka stop loss akan mengamankannya dari kerugian yang lebih besar.

Saya kira hampir semua trader tahu akan pentingnya memasang stop loss, tapi kenapa kebanyakan tidak menghiraukan akan pentingnya stop loss?

Pernahkah berpikir seperti ini: "Stop loss saya sering tersentuh, padahal saya sedang pada arah yang benar, kalau saja saya tidak memasang stop loss atau kalausaja stop loss saya pasang lebih longgar, pasti target profit saya sudah tercapai". Atau pernah juga mengalami ini: "Waduh... untung saja saya pake Stop Loss, kalau tidak... amblas deh ... turunnya curam bangeut..."

Stop loss yang terlalu panjang atau stop loss yang terlalu pendek, bukanlah stop loss yang ideal, lalu yang mana yang ideal??
Inilah dia masalahnya. Secara extrim saya katakan "Trading forex adalah seni memasang stop loss pada harga tertentu di waktu tertentu, dalam kondisi tertentu, dan dengan money manajemen tertentu pula."

Tidak heran, trader profesional Alexander Elder pernah menulis sebuah alinea dalam bukunya yang kalau saya artikan secara bebas : "Pasanglah stop loss dan biarkan harga bergerak bebas..."
Wow... saya kira ini adalah hal yang aneh bagi para pemula yang senantiasa memasang Target Profit dan membiarkan harga bergerak bebas, walaupun dalam keadaan minus yang besar yang entah kapan harga akan berbalik, atau mungkin harga tidak akan pernah berbalik sebelum dia keluar dari pasar"

Ketika para amatir sibuk memperkirakan Take Profit, para profesional sibuk menentukan stop loss yang tepat.

Stop loss haruslah lebih kecil dari Target Profit. Mungkin Anda berpikir, "kalau stop loss lebih kecil dari Target Profit, sering kena dong stop loss nya???" Ya betul... stop loss akan sering kena apabila Anda memasuki pasar secara gegabah (gambling).
Lalu bagaimana supaya stop loss bisa dipasang lebih kecil daripada target profit??? Disini perlu kesabaran untuk menunggu saat-saat yang tepat, dimana pergerakan harga dalam direksi naik atau turun, diperkirakan Take Profit-nya lebih besar daripada Stop Lossnya.

Apabila diperkirakan take profit sama stop lossnya sama, stop trading.
Apabila diperkirakan take profit lebih besar dari stop loss, pasang order.
Apabila diperkirakan take profit lebih kecil dari stop loss, pasang order yang berlawanan.

Pemahaman akan titik support dan resisten pada chart, dan level-level psikologis massa bisa membantu dalam menentukan stop loss. Carilah kondisi yang posisi stop loss nya lebih kecil.